Untuk memahami Freemason secara mendalam, pada dasarnya diperlukan
suatu studi yang intensif. Mempelajari seperti apa organisasi Freemason
bukanlah suatu hal yang mudah oleh karena:
- Bersifat simbolik. Terdapat berbagai simbol-simbol yang diasosiasikan dengan Freemason. Dan, setiap simbol yang ditampilkan memiliki makna, sejarah, dan penjelasan.
- Freemason dijalankan oleh berbagai tingkatan (degrees) yang ada dalam struktur organisasinya. Jadi, setiap level tidak selalu dapat mengetahui tingkatan-tingkatan yang berada di atasnya.
- Aktivitas Freemason selalu bersifat rahasia dan rahasia adalah kekuatan utamanya. Semakin sedikit kita tahu tentang mereka, semakin kuat posisi mereka di atas kita. Dan keadaan ini semakin memotivasi para Mason untuk semakin merahasiakan aktivitas mereka. Hal ini juga yang menyebabkan mengapa selalu ada disinformasi mengenai keorganisasian Mason. Selain itu, banyaknya tingkatan yang ada pada Freemason menyebabkan informasi yang keluar dari setiap anggotanya selalu berbeda-beda.
Dan sesungguhnya Freemason bukanlah SUMBER UTAMA dari teka-teki
ini. Freemason hanya merupakan sebuah batu loncatan untuk masuk ke dalam
komunitas rahasia yang ada dibelakangnya. Keanggotaan adalah kunci
utama bagi kita untuk bisa memahami bentuk organisasi rahasia berikut
game of power-nya.
Untuk bisa diterima sebagai anggota Freemason, ada keyakinan yang
harus diterima, yakni adanya “Bapak dari segala Tuhan”, “Persaudaraan”,
dan “Imortalitas jiwa”. Pada awalnya, keyakinan tersebut seperti
terlihat indah, namun ketika bergabung seseorang akan diminta untuk
melepaskan keyakinan atau agama kita, baik itu Kristen, Muslim, maupun
Yahudi. Jadi, keyakinan yang ditawarkan, seperti sebuah coklat yang
mengandung racun didalamnya.
Tiga prinsip utama Mason antara lain:
- Cinta pada kemanusiaan atas dasar persaudaraan (Brotherly love to the whole human species)
- Menghilangkan penderitaan (Relieve the distressed)
- Kebenaran sebagai sifat agung (Truth as a divine attribute)
Tiga prinsip utama plus keyakinan kepada Tuhan tampak begitu
mempesona. Akan tetapi, banyak tindakan para Mason yang dilakukan lebih
karena sifat rakus dan memprioritaskan kepentingan golongan, baik secara
sosial, politik, maupun ekonomi. Kondisi ini membuat Freemasonry tidak
lebih dari sekedar perkumpulan para mafia Inggris. Sebuah persaudaraan
dalam persaudaraan (Brotherhood inside The Brotherhood).
Dalam Freemasonry juga dikenal adanya prinsip The 4 Perfect Points
of Entrance yang meliputi, Gutta (Throat), Pectora (Chest), Manus
(Hand), dan Pedes (Feet). Prinsip ini mengajarkan kehati-hatian atas apa
yang dimakan dan diminum, apa yang diucapkan dan apa yang ada di dalam
hati, apa yang dilakukan, dan kemana akan pergi. Ironisnya, ketika
sebagian anggota persaudaraan Mason melakukan kegiatan amal, mereka yang
berada di tingkatan tertinggi justru gemar merusak eksistensi agama,
struktur sosial dan ekonomi global.
Prinsip The 4 Cardinal Virtues yang meliputi Kesederhanaan
(Temperance), Ketabahan (Fortitude), Kebijaksanaan (Prudence), dan
Keadilan (Justice), juga sangat mempesona. Dan lagi-lagi, ketika
sebagian anggota persaudaraan Mason secara aktif melakukan berbagai
kegiatan derma kepada masyarakat, mereka, Mason yang berada di tingkatan
tertinggi justru memangsa masyarakat. Dan seharusnya tugas terbesar
Grand Lodge Mason saat ini adalah menghilangkan sinisme publik sekaligus
membuktikan kepada publik bahwa organisasi Mason tidak terlibat dalam
berbagai konspirasi; bahwa Mason bukanlah sebuah organisasi rahasia atau
sebuah organisasi yang penuh dengan rahasia; bahwa keberadaan Mason
dengan spirit dan nilai moral yang diembannya mampu memberikan benefit
kepada masyarakat luas!
Sayangnya, yang justru terjadi justru tidak seperti itu. Menjadi
anggota Mason tidaklah memperkaya nuansa spiritual dan moralitas
kemanusiaan, karena Mason akan merampok dan membuang jauh-jauh nilai
agama diyakini sebelumnya. Mason bergerak dari berbagai sisi, bisa
menjelma menjadi kekuatan konservatif maupun reaksioner baik dalam
bidang politik, sosial, dan ekonomi. Ia juga bisa menjadi sebuah
kekuatan revolusioner, dari golongan kiri maupun kanan.
Di kalangan gereja sendiri, Freemason telah dikucilkan
keberadaannya oleh 8 paus: Tahun 1738 oleh Clement XII dalam “In
Eminenti”. Pius IX mengeluarkan 6 kecaman yang memojokkan Masonry. Leo
XIII tahun 1884, dalam “Humanum Genus”, mengungkapkan bahwa tujuan utama
Freemason adalah menyiksa Kristen dengan penuh kebencian, dan tidak
akan pernah beristirahat sampai mereka berhasil menghancurkan
institusi-institusi keagamaan yang didirikan oleh Paus. John Paul II
tahin 1983 mengatakan “Anda tidak bisa menjadi seorang Katholik dan
Mason secara bersamaan!”
Cardinal Ratzinger juga pernah menyatakan, “Jika anda ingin menjadi
seorang Mason, maka secara otomatis anda akan dikeluarkan dan
dikucilkan oleh gereja Katholik”, pernyataan ini disetujui oleh John
Paul II bulan November 1983 dengan mengatakan: “Penilaian negatif gereja
terhadap Mason tetap tidak berubah oleh karena prinsip-prinsip Mason
tidak dapat ditoleransi oleh doktrin gereja. Dengan demikian menjadi
anggota Mason adalah suatu hal yang terlarang”
Kita sedang melihat sebuah pertempuran mahadahsyat yang pernah ada
di muka bumi ini! Dan Gereja begitu juga Mason menanggung beban sejarah
yang pernah mereka goreskan sendiri…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar