Konsipirasi global (KG) sering disebut-sebut terkait erat dengan OTB
atau GTB freemason atau illuminati. Padahal harus dilihat bahwa KG dan
FM atau Illuminati bisa saja merupakan 2 hal yang berbeda. KG adalah
konteks kekinian. FM atau Illuminati terkait isu atau fenomena yang
telah berusia ratusan tahun yang dikaitkan dengan sekelompok orang
tertentu atau agama/sekte. Dalam hal tertentu, sering dipahami bahwa KG
tekait dengan FM atau illuminati. Bisa saja KG itu dikendalikan oleh
kelompok ini. Meski begitu, mayoritas peneliti atau pengamat percaya
bahwa KG lebih bersifat taktis, ekonomis dan politis ketimbang IL atau
FM yang idelogis, Namun, tujuan akhirnya tetap sama yaitu: hegemoni atau
dominasi kekuasaan sekelompok orang/bangsa terhadap orang atau bangsa
lainnya.
Modus atau cara kerja KG tentu lebih mudah dibaca, dilihat dan
dirasakan daripada OTB/GTB seperti IL atau FM tadi. Jadi daripada bahas
FM atau IL yang terlalu jauh, lebih baik kita bahas konspirasi global
yang nyata-nyata ada dan jadi ancaman terbesar pada bangsa ini.
KG itu hanyalah sebutan bagi operasi penaklukan atau “perang” yang
dilakukan oleh sebuah atau sejumlah negara terhadap negara-negara lain.
KG mengantikan perang konvesional yang sebagaimana kita kenal. KG adalah
strategi atau bentuk perang yang tidak menggunakan pasukan militer.
KG itu adalah penaklukan/penguasaan suatu negara (2) yang
kemenangannya dalam wujud “pengendalian” oleh pemenang perang atas
negara lain, Contoh sederhananya: penandatangan LoI IMF dan RI itu sudah
dapat dikatakan sebagai kemenangan KG terhadap RI. Kita tunduk dan jadi
budak IMF.
Tujuan KG hampir sama dengan penjajahan atau kolonialisme tapi tanpa
kehadiran penjajah secara fisik hadir di negara yang ditaklukannya.
Tujuan KG ini: pasar, sumber daya alam, ekploitasi SDM,
moneter/financial dan pengaruh politik global, Cara pencapaian tujuan KG
ini adalah dengan memperlemah semua sendi-sendi kehidupan negara/bangsa
yang dijadikan targetnya, Modus yang paling umum adalah melalui
keterpengaruhan budaya, narkoba, demoralisasi, depatriotisme,
ketergantungan dan seterusnya.
KG ini masuk secara halus, tidak disadari, menggunakan tangan-tangan
orang lain, utamanya melalui elemen-elemen bangsa itu sendiri.
Elemen-elemen masyarakt negara yang jadi sasaran KG tidak sadar dia
telah menjadi alat atau boneka KG. Mis: pejabat-pejabat tinggi, partai,
ormas, pers.
KG bahkan dapat memperalat pimpinan negara, presiden, DPR,
lembaga-lembaga keuangan/politik, universitas, LSM dan seterusnya.
Bahkan saya sendiri menilai ormas seperti FPI secara tidak sadar telah
menjadi boneka dan menjalankan tujuan KG di Indonesia. Selain FPI tentu
saja, pemerintahan kita saat ini, sebagian media, LSM, partai-partai,
DPR dan seterusnya telah diinfiltrasi oleh agenda-agenda KG.
Ciri khas KG ya soft power, Mau bukti? Lihat saja sekarang ini.
Presiden dan calon presiden kita merasa multak/harus dapatkan dukungan
AS agar bisa menjadi Presiden RI. SBY sudah disiapkan oleh USA buat jadi
presiden RI. Mereka “bantu” maksimal agar SBY bisa jadi presiden RI
karena dinilai akan jalankan agenda AS.
Pada awal 2004 sebelum pilpres, kongres AS mengundang Permias
(persatuan mahasiswa RI di AS). Kongres bertanya siapa presiden RI yang
akan datang? Pada saat itu, pimp Permias menjawab: wiranto. Kongres AS
bertanya sampai 3 kali dan dijawab tetap : Wiranto. kongres AS tegaskan
menolak. Lalu secara diplomatis kongres AS bertanya : ” bagaimana jika
SBY? Apakah mungkin?” Permias kaget. SBY belum populer. Tidak
diperhitungkan. Hanya sebulan sejak pertemuan itu, tiba-tiba nama SBY
melejit. Terus menerus jadi berita. Ga sampai 5 bulan, SBY menjadi
sangat populer. Nah, kita sudah lihat sendiri bagaimana SBY “kebetulan”
terpilih jadi Presiden RI dalam pilpres.
Lalu contoh lain : kita lihat bagaimana RI menjalankan kebijakan
ekonomi pro pasar, pro modal, pro investasi asing dan seterusnya dengan
cara yang salah. Maka lahirlah sedikitnya 14 UU yang memberikan
kelonggaran luar biasa kepada asing untuk mencaplok SDA dan pilar-pilar
ekonomi kita. Kita lihat juga bgmn Koperasi yang menjadi nafas dan pilar
utama ekonomi sesuai UUD 45 tidak bisa tumbuh. Dibonsai. Kerdil. Lalu
kita lihat juga bgmn moralitas bangsa kita merosot. Hedonisme,
materialisme, pragmatisme telah menjadi tujuan dan kebahagian utama.
Banyak agenda-agenda KG yang masuk melalui jargon-jargon globalisasi,
kebebasan, emansipasi, kesetaraan, HAM bahkan demokrasi. Tapi
prasyaratnya diabaikan.
Semua jargon-jargon tadi punya nilai-nilai dasar yang bagus sepanjang
syarat utama terpenuhi: telah terwujudnya indentitas bangsa, kecerdasan
dan hukum. Syarat-syarat tadi tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Kita
lompati. Akibatnya : kehancuran. RI hanya jadi pasar, pemasok bahan
baku, ATM, konsumerisme. RI tidak punya kedaulatan apa pun lagi. Tidak
punya asset apapun lagi. Semua dikendalikan oleh KG. Pihak-pihal yang
sadar dan melawan akan dihabisi.
KG menghabisi pihakpihak yang sadar dan melawan itu dengan
musuh-musuh sebangsa yang secara sadar atau tidak, telah jadi antek KG.
Contoh, dibidang energi: RI tidak akan pernah bisa memulai apalagi
menyelesaikan pembangunan PLTNuklir. LSM2 akan ribut & opini
dibentuk Seolah-olah PLTN itu sangat berbahaya. Padahal semua negara
maju menggunakan PLTN sebagai sumber utama energyi bangsanya.
Contoh, dibidang keuangan: RI tidak akan pernah bisa punya perbankan,
multi-finance, asuransi atau Koperasi kelas dunia. Permodalan dan
persyaratan buat bisa punya atau menuju perbankan, multifince, asuransi
dan koperasi ini dipersulit. Megap-megap, dicaplok. Itu sebabnya
mayoritas perbankan, multifinance, asuransi yang besar di RI adlaah
milik asing. Lokal hanya 1-2 saja
Contoh, di bidang Budaya: film-film Holywood menyerbu, di bioskop,
dirumah. Budaya-budaya barat populer jor-joran disodorkan ke wajah
rakyat setiap hari.
Dibidang ideologi: Pancasila dimatikan. Ditumbuh suburkan sikap
anti-toleransi : FPI, ahmadiyah, suku, agama, antar golongan,
diadudomba.
Di bidang pertahanan: Hanya di darat kita masih bisa melinat adanya
“kedaulatan” RI. Di Laut dan diudara, RI tidak punya kedaulatan. Laut
kita setiap saat mengalami trespassing dan illegal fishing. Wilayah
udara kita setiap saat “dilewati dan ditongrongi” pesawat ilegal.
Yang luar biasa bodohnya kita adalah bahwa sampai sekarang RI selalu
“gagal” menginventarisir dan menghitung jumlah total kekayaan alam/SDA.
RI tidak tahu berapa persisnya jumlah nilai SDA kita, terdiri dari apa
saja, berapa lama habis terpakai dan seterusnya.
Ini membuat kita “buta”. RI tidak tahu mau bagaimana dan menghadapi
apa dalam 25,50,100 tahun ke depan. Ga ada arah. Ga ada informasi yang
akurat. Ibarat orang buta dan tolol, akhirnya kita manut aja mau dibawa
kemana. Persis kaya KEBO yang dicucuk hidungnya. Maka, akibat kebodohan
pemimpin kita menghadapi KG ini, saya pesimis RI ini masih ada 10-20
tahun mendatang. Mungkin lbh cepat kehancurannya.
Cukup sekian saja dulu kultwit pemanasan tentang KG ini. Menjabarkan
point-pointnya saja via kultwit saya prediksi akan makan waktu.
Sumber:https://iwanblog.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar